Jumat, 18 April 2014

[Sinopsis J-Drama] Border Episode 1 Part 1



Biodata pemain klik di sini

Narasi Ishikawa: Orang tidak bisa menghindari kematian, itu akan selalu mengintai di dalam bayang2.


Terdengar suara tembakan, di bawah lampu penerangan di sebuah gang terlihat sesosok tubuh terlentang,  matanya terbuka dengan pandangan kosong, darah segar mengalir dari kepalanya mengenai tanda pengenal polisinya yang tergeletak tidak jauh dari tubuhnya. Orang itu adalah Ishikawa Ango [Shun Oguri], seorang detektif yang tergabung di Divisi Investigasi Pertama bagian Investigasi Pembunuhan dari Tokyo Metropolitan  Police  Departemen  (MPD).

Karena pekerjaanku, aku telah menyaksikan banyak kematian. Tapi, aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan mati juga suatu hari. Sampai pada 2 jam yang lalu …

Ishikawa keluar dari kereta, kemudian pergi ke supermarket dengan mengantuk.

itu adalah waktuku pulang dalam 3 minggu. Dimana sebenarnya sangat sebentar bagi seseorang yang masuk dalam kasus pembunuhan. Semua yang aku pikirkan adalah bekerja, setiap hari. Karena aku mendedikasikan hidupku di dalamnya. Sebelum ak mengetahunya, aku sudah tidak mempunyai teman dan paacar lagi. Aku pulang ke rumah ke apartementku yang sunyi. Menonton TV walaupun aku tidak ingin menonton, makan, kemudian jatuh tertidur. Sebenarnya aku lebih suka bekerja, dengan waktu tersebut. aku selalu berharap dan memohon bahwa seseorang akan terbunuh, jadi aka akan dipanggil ke tempat kejadian.


saat Ishikawa baru keluar dari supermarket sambil membawa plastic belanjaan, ia tersenyum cerah setelah menerima telephone. Belanjaannya dibuang begitu saja di tong sampah di depan supermarket.

Aku akhirnya dipanggil ke tempat kejadian (pembunuhan). Itu adalah sebuah pembunuhan. Korban adalah bekas anggota polisi.


Ishikawa berlari menuju TKP, ia menghampiri pimpinannya, Takuji Ichikura [Kenichi Endo] yang tampak sedang menunggunya di depan TKP. Kemudian partnernya Yuma Tachibana [Munetaka Aoki] menghampiri mereka dari dalam TKP. Ishikawa tampak mengabaikan Tachibana dan bertanya pada ketua Ichikura mengenai kejadian pembunuhan kali ini. Korban di tembak tepat lurus di kepalanya, Tachibana yang terlihat kesal pada Ishikawa mengacungkan jarinya seperti pistol di depan dahi Ishikawa seperti memperagakan pembunuhan tersebut. ishikawa menyingkirkan tangan Tachibana dengan acuh.

Bukannya masuk ke TKP, Ishikawa memilih mengecek di luar TKP.

Kembali ketika aku sedang patroli (di dekat TKP), aku menangkap pelaku yang bodoh itu kembali ke TKP. Karena penangkapan itu , aku dipromosikan ke Divisi Detective. Sejak itu, aku selalu memastikan untuk mengecek sekitar TKP sebelum masuk ke tempat kejadian.


Di sebuah jalan dekat TKP, Ishikawa melihat orang berjalan masuk ke sebuah gang.

Aku selalu berharap bahwa si pelaku bodoh (karena kembali ke TKP).


Ishikawa mengikuti orang tersebut, saat mengeluarkan tanda pengenalnya tiba2 ada orang yang berjalan di depan orang yang diikuti Ishikawa yang langsung menodongkan pistolnya pada Ishikawa. Wajah orang yang mengacungkan pistol tak terlihat karena terhalang kepala orang yang diikuti Ishikawa. Ishikawa hanya bisa diam mematung.

Tapi kali ini aku adalah orang bodoh itu. Aku benar2 lupa apa senjata si pembunuh. Ini mungkin karma karena berharap seseorang akan mati.


Tanpa berkata-kata orang itu menembak Ishikawa dan mengenai pelipis kirinya. Ishikawa langsung ambruk, dalam kesadarannya ia meminta tolong dengan suara lirih. Si penembak mengambil selongsong peluru dengan sapu tangan (karena masih panas :) yang terjatuh di dekat tanda pengenal Ishikawa agar menghilangkan bukti. Ishikawa masih sempat melihat kedua orang itu berjalan pergi walau samar2.


Ishikawa dimasukkan ke dalam ambulan, ketua Ichikura dan Tachibana hanya bisa melihatnya dengan khawatir. Tangan Ishikawa masih bergerak seperti meminta tolong.


Aku masih hidup … aku belum harus mati … kemana orang pergi ketika mereka mati? Jika aku mati akankah sakit dan trauma ini akan menghilang? Apa yang terjadi dengan semua ingatan yang telah aku miliki? Kemana mereka (ingatan) akan pergi? aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati … tapi aku telah mati. Dan … aku kembali hidup.



Ketika orang mati kemana mereka akan pergi? selama kecelakaan aku tertembak di kepala. Dan peluru tersebut bersarang di tengkorakku. Serta berdiam ke dalam otakku. Karena inilah aku selamat scara ajaib. Tapi mengeluarkan peluru memerlukan operasi yang berbahaya, jadi aku memutuskan untuk hidp dengannya (peluru) mulai sekarang. Dan sebagai akibatnya …


Ishikawa tersadar dari komanya.

Aku tidak sadarkan diri selama 5 hari setelah tertembak.

Dokter: “Untuk mengeluarkan perlu dibutuhkan operasi. Selama operasi, kami butuh menghentikan jantungmu sementara.”

“apakah itu berarti … aku akan mati sementara?”Tanya Ishikawa lemah.”walaupun jika it sebentar, aku akan mati, kan?”

“sekarang kau masih hidup, tapi kami belum tahu apa efek peluru dalam waktu lama. Sebagai seorang dokter, aku hanya menganjurkan untuk melakukan operasi.”

Kenapa aku kembali hidup? Kenapa keajaiban ini datang? Apa maksud aku MASIH hidup?


Ishikawa duduk di taman rumah sakit di bawah terik matahari. Ada orang yang memberikan minuman padanya, dia adalah ketua Ichikura yang kemudian duduk di sampingnya. Kemudian bertanya apa yang Ishikawa lakkan tentang peluru yang bersarang di kepalanya?

“walaupun jika itu sementara, aku tidak ingin mati lagi. Jadi, sejauh tidak ada efek dalam kehidupanku jadi … bisakah aku kembali bekerja?”

“itu bergantung keputusan atasan. Itu tidak akan mempengaruhi fisikmu, tapi lebih pada mentalmu. Bisakah kau kembali bekerja lagi seperti tidak ada yang terjadi? Hanya gunakan waktum dengan pilihan. Kau bisa kembali bekerja kapanpun”

“apakah kau menemukan apapun tentang pria yang menembakku?”

“hanya satu petunjuk yang kami punya, itu adalah peluru di dalam kepalamu. Atasan berkata untuk mengeluarkannya dengan paksa dan menyelesaikan peristiwa itu.” Kata ketua Ichikawa. Ishikura tersenyum mendengar kata2 ketuanya itu. ketua Ichikura menghabiskan minumannya, lalu ia beranjak pergi. 


Saat Ishikawa akan mengikutinya, tiba2 ia merasakan sakit kepala hebat, ketua Ichikawa yang melihatnya langsung menanyakan keadaannya dengan khawatir.

Saat sakit kepala Ichikawa reda, ia melihat gadis cilik membawa boneka teddy bear sedang menatapnya. Ketua Ichikura melihat arah tatapan Ishikawa, tapi ia tidak melihat apapun. Saat ia mengusulkan memanggil dokter, Ishikawa tersenyum berkata bahwa ia baik2 saja. Ia hanya merasa sedikit mual dari paparan sinar matahari.


Saat Ishikawa masuk ke dalam RS, ia mendengar suara tangisan. Saat menoleh terlihat seorang ibu yang menangis dengan memeluk sebuah boneka teddy bear seperti milik anak kecil yang dilihat Ishikawa di taman.

Sebuah tangan memegang bahi Ishikawa yang membatnya sangat terkejut, ternyata itu hanya seorang suster. Ia mengatakan bahwa seorang gadis cilik baru saja meninggal.

Pada saat itu aku berfikir bahwa … itu semua hanya kebetulan.


Terjadi pembunuhan terhadap sebuah keluarga. Ini adalah kasus pertama Ishikawa setelah peristiwa penembakan. Seperti sebelumnya, Ishikawa berjalan mengelilingi area dekat TKP.


Saat berkeliling itulah, Ishikawa melihat seorang wanita memegang koper besar berdiri melihat kearah jendela rumah korban. Ishikawa menghampirinya dan menanyakan identitas wanita itu. Ia terkejutm ternyata wanita itu Mika Higa [Haru], seorang ahli forensik di departemen investigasi kriminasl MPD. Higa mengatakan bahwa ia diterima ketika Ishikawa tidak ada.

“aku wanita dan muda … aku bertaruh ka heran kenapa, kan?”

“tidak, aku hanya terkejut kau tidak mengenakan pakaian forensic.”

“jika mereka membuatku memakai itu aku akan berhenti dalam sedetik.”

“jadi apa yang kau lakkan di sini?”

“aku telah menyelesaikan tugasku, jadi aku fikir sebelum aku pergi, aku akan mengecek area sekitar TKP.”

“itu bkan pekerjaan seorang ahli forensic.”

“aku melakukan sesuatu berbeda, ada apa dengan itu?”

“tidak ada, ngomong2 apa yang kau lihat?”

“rumah korban.”

“bisakah kau melihat sesuatu?”

“aku bisa melihat banyak.”

“seperti apa?”

“apa kau telah melihat korban?”

“tidak, belum.”

“jadi aku belum bisa mendiskusikannya. Kita harus berbicara SETELAH kau melihat TKP.” Setlah berkata seperti itu Higa berjalan meninggalkan Ishikawa begitu saja.

Ishikawa bersama ketua Ichikura dan Tachibana bersiap memasuki rumah untuk melihat korban. Dijelaskan bahwa Korban adalah keluarga rumah tersebut, Tetsuro Sawada 39thn, Miyuki Sawada 33thn, dan Ryo, anaknya yang berusiaa 4thn.


Saat akan memaski rumah, Ishikawa merasakan kembali sakit di kepalanya. Setelah sakitnya merda, ia melihat anak kecil berdiri di halaman depan rumah. Anak tersebut menggumamkan sesuatu. Ishikawa tampak tak mengerti karena anak itu tak mengeluarkan suara.


Saat masuk, ada tanda dua jejak kaki. Penyelidik berpendapat bahwa itu adalah pekerjaan kelompok orang. Yang aneh adalah jejak itu berakhir di gang ruang masuk (tidak sampai ke pintu). Ditaksirkan mungkin mereka mengganti sepatu ketika mereka pergi.

Saat berjalan masuk lebih dalam, di depan kamar ada mayat Tetsuro Sawada.kemudian di dalam kamar ada mayat istrinya di atas kasur, Miyuki Sawada. Kematian diperkirakan terjadi sekitar pkl 11 malam. Semua sidik jari korban telah dibersihkan oleh pelaku.


Saat yang lainnya keluar kamar, Ishikawa berjalan melihat photo di atas meja. Ia melihat photo anak kecil yang tadi ia lihat di depan rumah. sakit kepalanya kembali kambuh hingga ia oleng. Setelah mereda, Ia menoleh karena merasakan sesatu.


Ishikawa terkejut karena melihat arwah tuan Tetsuro dan nyonya Miyuki berdiri di pintu.

“tolong tangkap orang yang membunh kami,” pinta arwah tuan Tetsuro.

“kami mengandalkanmu,”tambah arwah nyonya Miyuki.

Arwah tuan Tetsuro dan nyonya Miyuki berjalan menghampiri Ishikawa yang membuat Ishikawa semakin ketakutan. Sakit kepalanya kembali lagi hingga ia menunduk menahan sakit, saat ia melihat kea arah pintu, kedua arwah tadi telah menghilang. Ia kembali terkejut dengn kedatangan Tachibana yang menanyakan keadaannya. Ia memberitahukan jika ketua menanggilnya.


Ishikawa keluar dari kamar menemui ketua Ichikura. Ia melihat lambang suatu sekte.
“terlihat seperti sekembalinya dirim tidak berjalan mudah,”kata ketua Ichikawa serius.

Di ruang otopsi.


Ishikawa dan Tachibana sedang melihat berjalannya otopsi keluarga Sawada yang dikerjakan oleh Higa. Ishikawa kagum melihat pekerjaan Higa, karena bekerja dari pagi dan melakukan 3 otopsi tapi konsentrasinya tidak turun sama sekali. Tachibana ijin keluar untuk menerima telephone. 


Saat ishikawa memandang mayat tuan Tetsuro yang berbaring di depannya, ia teringat saat arwahnya dan istrinya muncul di depannya. Higa memandangnya dengan tajam, merasa diperhatikan Ishikawa menjadi canggung.


Tachibana kembali masuk ke ruang otopsi, ia memberitahukan info terbaru ahwa korban adalah bagian dari grup religi baru,”God’s Light”. Tapi sang istri ingin keluar dan akhirnya mereka berdebat dengan beberapa pengikut lain. Belakangan beberapa tetangganya (Sawada) melihatnya (nyonya Miyuki) berdebat dengan dua orang laki2 di depan pintu beberapa kali. Itu bisa menjelaskan kenapa dia (nyonya Miyuki) lebih banyak luka tikaman, Tachibana menyimpulkan.


Setelah otopsi, Higa memberikan dokumen hasilnya pada Ishikawa dan Tachibana . Ia menjelaskan bahwa akibat kematian semua korban adalah karena kehilangan darah selama ditikam. Senjatanya adalah pisa yang sangat tajam. Mungkin adalah sebuah pisau ukir. Semua tikaman dari hasil mencoba membela diri, pada tangan dan kemiringan goresan ke kiri, jadi pembnhnya pasti right-handed. Saat Higa ingin melanjautkan kata2nya, Tachibana menghentikannya, ia akan membayangkannya sendiri melalui dokumen hasil otopsi. Kemudian ia meninggalkan ruangan begitu saja, diikuti Ishikawa yang kemudian keluar.


Higa keluar dengan kesal, saat keluar ia melihat Ishikawa yang sedang menunggunya. Higa hanya berjalan begitu saja. Ishikawa menanyakan apa yang ingin Higa katakan tadi? Ia ngin tahu, itu mngkin membantu dengan investigasi. Tolong. Higa menghentikan langkahnya.

Mereka pergi ke ruang mayat.


“apa kau menyadari selama otopsi?”Tanya Higa.

“semua kuku korban pendek.”

“dan mereka(kuku) sama potongan juga …”. Higa memperlihatkan kuku korban.


Ishikawa melihatnya,”kulitnya juga berwarna sedikit di ujung. Ethanol?”

“pembunuhnya mungkin memotong mereka (kuku) di beberapa kulit pelaku terkena korban, kemudian membasahinya dengan ethanol.”

“karena itu tidak ada DNA yang ditemukan.”

“apakah ada sidik jari atau apapun di TKP?”

“tidak ada. Mereka mlakukan dengan baik membersihkan setelah kejadian.”

“bagaimana mereka masuk?”

“dari jendela di lantai dua. Mereka menggunakan atap gudang penyimpanan dan lompat. Terlihat jejak sepatu di sana. Tadi malam kau telah melihat di depan jendela. Apakah kau sudah menyadarinya?”

“aku mempunyai kecurigaan. Tidak ada sedikitpun lika di atas tubuh (korban). Tidak mungkin criminal bisa meninggalkan luka agresif tanpa emosi. Aku bisa merasakan perasaan ini, yang dibawa dari posisi berdiri. Aku yakin criminal sering lewat sana dan memiliki dorongan oleh bayang2 mereka. Seperti bayangan dari istri yang cantik, sebagai contohnya. Aku berfikir mereka pasti melampiaskan kemarahannya pada hari itu. Mungkin dari iri, amarah, dan kebencian. Kau ada yang ingin dikatakan?”

“tidak, kau hanya sangat berbeda dari ahli otopsi yang lain yang pernah aku temui.”

“menduga dari lebar dan goresan pada luka, pembunuhnya mungkin tingginya antara 180 dan 190 cm. mempertimbangkan metode dan point yang telah didapat dia (pelaku) pasti telah gila. Serta sangat tak mempunyai persiapan tapi menghilangkan petunjuk sangat teliti. Itu seperti dia memiliki kepribadian lain atau sesuatu.”

“bisa jadi ada criminal lain. Satu yang telah membunuh, yang lain bertugas membersihkan.”

“aku tidak berfikir bahwa si pembunuh bisa memperhitungkan lebih dulu … lukanya paling tidaak memeritahukan itu pada kita. Apakah kau memiliki pertanyaan lain?”

Suasana menjadi hening. Kemudian Ishikawa mulai berbicara,”nii tidak ada hubungan dengan kejadian ini …”

“apa?”

“… apakah orang yang pernah mengalami kecelakaan di kepala, biasa melihat SESUATU?”

“aku tidak bisa memberimu jawaban yang tepat. Aku harus pasien dan menginvestigasunya untuk memberitahukannya padamu. Itu mungkin tidak mengakibatkan akibat fisik, tapi bisa mempengaruhi mental.”


“yeah, itu benar… baiklah lupakan kita pernah membicarakan ini.” Ishikawa mulai berjalan kearah pintu. Tapi ia menghentikan jalannya ketika Higa mulai berkata …

“apa yang aku katakan hanya hipotetis, tapi… jika orang itu terluka di kepala dan memiliki peluru bersarang di dalamnya, itu mungkin saja. Seperti kekuatan kembali dari perang, orang itu mungkin akan menderita dari trauma yang besar.”

“… apa mungkin peluru itu bisa menjadi penyebab ilusi?”


“kalau kita mengeluarkannya kita tidak akan tahu. Dengan kata lain itu akan menjadi penyebab jika itu menghilang dan ilusi berhenti. Penelitian medis tentag otak masih di tingkat bawah, pada saat itu tidak ada orang bisa memerikan jawaban yang tepat tentang fungsi dan persoalan. Kita bisa membuat hipotesis kesimpulan lebih dulu. Hipotetis peluru di otakmu. Bisa berefek sebagian normal tidak digunakan lagi, dan kemampuan baru mungkin menjadi apa yang membuatmu melihat sesuatu. Atau mungkin tidak disebabkan karenanya juga.”

“tidak ada orang yang tahu. Itu benar … okey, terima kasih. Tolong jangan …”

“walaupun aku terlihat memiliki licensi medis, aku akan rahasiakan ini diantara kita.”

“apa aku ini, pasienmu?”

“katakana padaku jika kau memiliki pertayaan efek samping yang menarik lain. Aku akan memeriksanya gratis.” Higa berjalan keluar,”pastikan mematikan lampunya.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar