Biodata pemain klik di sini
Narasi Ishikawa: Orang tidak bisa menghindari kematian, itu akan
selalu mengintai di dalam bayang2.
Terdengar suara tembakan, di
bawah lampu penerangan di sebuah gang terlihat sesosok tubuh terlentang, matanya terbuka dengan pandangan kosong, darah
segar mengalir dari kepalanya mengenai tanda pengenal polisinya yang tergeletak
tidak jauh dari tubuhnya. Orang itu adalah Ishikawa Ango [Shun Oguri], seorang
detektif yang tergabung di Divisi Investigasi Pertama bagian Investigasi
Pembunuhan dari Tokyo Metropolitan
Police Departemen (MPD).
Karena pekerjaanku, aku telah menyaksikan
banyak kematian. Tapi, aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan mati juga
suatu hari. Sampai pada 2 jam yang lalu …
Ishikawa keluar dari kereta,
kemudian pergi ke supermarket dengan mengantuk.
itu adalah waktuku pulang dalam 3 minggu.
Dimana sebenarnya sangat sebentar bagi seseorang yang masuk dalam kasus
pembunuhan. Semua yang aku pikirkan adalah bekerja, setiap hari. Karena aku
mendedikasikan hidupku di dalamnya. Sebelum ak mengetahunya, aku sudah tidak
mempunyai teman dan paacar lagi. Aku pulang ke rumah ke apartementku yang
sunyi. Menonton TV walaupun aku tidak ingin menonton, makan, kemudian jatuh
tertidur. Sebenarnya aku lebih suka bekerja, dengan waktu tersebut. aku selalu
berharap dan memohon bahwa seseorang akan terbunuh, jadi aka akan dipanggil ke
tempat kejadian.
saat Ishikawa baru keluar dari
supermarket sambil membawa plastic belanjaan, ia tersenyum cerah setelah
menerima telephone. Belanjaannya dibuang begitu saja di tong sampah di depan
supermarket.
Aku akhirnya dipanggil ke tempat kejadian
(pembunuhan). Itu adalah sebuah pembunuhan. Korban adalah bekas anggota polisi.
Ishikawa berlari menuju TKP, ia
menghampiri pimpinannya, Takuji Ichikura [Kenichi Endo] yang tampak sedang
menunggunya di depan TKP. Kemudian partnernya Yuma Tachibana [Munetaka Aoki]
menghampiri mereka dari dalam TKP. Ishikawa tampak mengabaikan Tachibana dan
bertanya pada ketua Ichikura mengenai kejadian pembunuhan kali ini. Korban di tembak
tepat lurus di kepalanya, Tachibana yang terlihat kesal pada Ishikawa
mengacungkan jarinya seperti pistol di depan dahi Ishikawa seperti memperagakan
pembunuhan tersebut. ishikawa menyingkirkan tangan Tachibana dengan acuh.
Bukannya masuk ke TKP, Ishikawa
memilih mengecek di luar TKP.
Kembali ketika aku sedang patroli (di dekat
TKP), aku menangkap pelaku yang bodoh itu kembali ke TKP. Karena penangkapan
itu , aku dipromosikan ke Divisi Detective. Sejak itu, aku selalu memastikan
untuk mengecek sekitar TKP sebelum masuk ke tempat kejadian.
Di sebuah jalan dekat TKP,
Ishikawa melihat orang berjalan masuk ke sebuah gang.
Aku selalu berharap bahwa si pelaku bodoh
(karena kembali ke TKP).
Ishikawa mengikuti orang
tersebut, saat mengeluarkan tanda pengenalnya tiba2 ada orang yang berjalan di
depan orang yang diikuti Ishikawa yang langsung menodongkan pistolnya pada
Ishikawa. Wajah orang yang mengacungkan pistol tak terlihat karena terhalang
kepala orang yang diikuti Ishikawa. Ishikawa hanya bisa diam mematung.
Tapi kali ini aku adalah orang bodoh itu. Aku
benar2 lupa apa senjata si pembunuh. Ini mungkin karma karena berharap
seseorang akan mati.
Tanpa berkata-kata orang itu
menembak Ishikawa dan mengenai pelipis kirinya. Ishikawa langsung ambruk, dalam
kesadarannya ia meminta tolong dengan suara lirih. Si penembak mengambil
selongsong peluru dengan sapu tangan (karena masih panas :) yang terjatuh di dekat tanda pengenal Ishikawa agar
menghilangkan bukti. Ishikawa masih sempat melihat kedua orang itu berjalan
pergi walau samar2.
Ishikawa dimasukkan ke dalam
ambulan, ketua Ichikura dan Tachibana hanya bisa melihatnya dengan khawatir.
Tangan Ishikawa masih bergerak seperti meminta tolong.
Aku masih hidup … aku belum harus mati … kemana
orang pergi ketika mereka mati? Jika aku mati akankah sakit dan trauma ini akan
menghilang? Apa yang terjadi dengan semua ingatan yang telah aku miliki? Kemana
mereka (ingatan) akan pergi? aku tidak ingin mati. Aku tidak ingin mati. Aku
tidak ingin mati … tapi aku telah mati. Dan … aku kembali hidup.
Ketika orang mati kemana mereka akan pergi?
selama kecelakaan aku tertembak di kepala. Dan peluru tersebut bersarang di
tengkorakku. Serta berdiam ke dalam otakku. Karena inilah aku selamat scara
ajaib. Tapi mengeluarkan peluru memerlukan operasi yang berbahaya, jadi aku
memutuskan untuk hidp dengannya (peluru) mulai sekarang. Dan sebagai akibatnya
…
Ishikawa tersadar dari komanya.
Aku tidak sadarkan diri selama 5 hari setelah
tertembak.
Dokter: “Untuk mengeluarkan perlu
dibutuhkan operasi. Selama operasi, kami butuh menghentikan jantungmu
sementara.”
“apakah itu berarti … aku akan
mati sementara?”Tanya Ishikawa lemah.”walaupun jika it sebentar, aku akan mati,
kan?”
“sekarang kau masih hidup, tapi
kami belum tahu apa efek peluru dalam waktu lama. Sebagai seorang dokter, aku
hanya menganjurkan untuk melakukan operasi.”
Kenapa aku kembali hidup? Kenapa keajaiban ini
datang? Apa maksud aku MASIH hidup?
Ishikawa duduk di taman rumah
sakit di bawah terik matahari. Ada orang yang memberikan minuman padanya, dia
adalah ketua Ichikura yang kemudian duduk di sampingnya. Kemudian bertanya apa
yang Ishikawa lakkan tentang peluru yang bersarang di kepalanya?
“walaupun jika itu sementara, aku
tidak ingin mati lagi. Jadi, sejauh tidak ada efek dalam kehidupanku jadi …
bisakah aku kembali bekerja?”
“itu bergantung keputusan atasan.
Itu tidak akan mempengaruhi fisikmu, tapi lebih pada mentalmu. Bisakah kau
kembali bekerja lagi seperti tidak ada yang terjadi? Hanya gunakan waktum
dengan pilihan. Kau bisa kembali bekerja kapanpun”
“apakah kau menemukan apapun
tentang pria yang menembakku?”
“hanya satu petunjuk yang kami
punya, itu adalah peluru di dalam kepalamu. Atasan berkata untuk
mengeluarkannya dengan paksa dan menyelesaikan peristiwa itu.” Kata ketua
Ichikawa. Ishikura tersenyum mendengar kata2 ketuanya itu. ketua Ichikura menghabiskan
minumannya, lalu ia beranjak pergi.
Saat Ishikawa akan mengikutinya, tiba2 ia
merasakan sakit kepala hebat, ketua Ichikawa yang melihatnya langsung
menanyakan keadaannya dengan khawatir.
Saat sakit kepala Ichikawa reda,
ia melihat gadis cilik membawa boneka teddy
bear sedang menatapnya. Ketua Ichikura melihat arah tatapan Ishikawa, tapi
ia tidak melihat apapun. Saat ia mengusulkan memanggil dokter, Ishikawa
tersenyum berkata bahwa ia baik2 saja. Ia hanya merasa sedikit mual dari
paparan sinar matahari.
Saat Ishikawa masuk ke dalam RS,
ia mendengar suara tangisan. Saat menoleh terlihat seorang ibu yang menangis
dengan memeluk sebuah boneka teddy bear
seperti milik anak kecil yang dilihat Ishikawa di taman.
Sebuah tangan memegang bahi
Ishikawa yang membatnya sangat terkejut, ternyata itu hanya seorang suster. Ia
mengatakan bahwa seorang gadis cilik baru saja meninggal.
Pada saat itu aku berfikir bahwa … itu semua
hanya kebetulan.
Terjadi pembunuhan terhadap
sebuah keluarga. Ini adalah kasus pertama Ishikawa setelah peristiwa
penembakan. Seperti sebelumnya, Ishikawa berjalan mengelilingi area dekat TKP.
Saat berkeliling itulah, Ishikawa
melihat seorang wanita memegang koper besar berdiri melihat kearah jendela
rumah korban. Ishikawa menghampirinya dan menanyakan identitas wanita itu. Ia
terkejutm ternyata wanita itu Mika Higa [Haru], seorang ahli forensik di
departemen investigasi kriminasl MPD. Higa mengatakan bahwa ia diterima ketika
Ishikawa tidak ada.
“aku wanita dan muda … aku
bertaruh ka heran kenapa, kan?”
“tidak, aku hanya terkejut kau
tidak mengenakan pakaian forensic.”
“jika mereka membuatku memakai
itu aku akan berhenti dalam sedetik.”
“jadi apa yang kau lakkan di
sini?”
“aku telah menyelesaikan tugasku,
jadi aku fikir sebelum aku pergi, aku akan mengecek area sekitar TKP.”
“itu bkan pekerjaan seorang ahli
forensic.”
“aku melakukan sesuatu berbeda,
ada apa dengan itu?”
“tidak ada, ngomong2 apa yang kau
lihat?”
“rumah korban.”
“bisakah kau melihat sesuatu?”
“aku bisa melihat banyak.”
“seperti apa?”
“apa kau telah melihat korban?”
“tidak, belum.”
“jadi aku belum bisa
mendiskusikannya. Kita harus berbicara SETELAH kau melihat TKP.” Setlah berkata
seperti itu Higa berjalan meninggalkan Ishikawa begitu saja.
Ishikawa bersama ketua Ichikura dan Tachibana bersiap memasuki rumah untuk melihat korban. Dijelaskan bahwa Korban
adalah keluarga rumah tersebut, Tetsuro Sawada 39thn, Miyuki Sawada 33thn, dan
Ryo, anaknya yang berusiaa 4thn.
Saat akan memaski rumah, Ishikawa
merasakan kembali sakit di kepalanya. Setelah sakitnya merda, ia melihat anak
kecil berdiri di halaman depan rumah. Anak tersebut menggumamkan sesuatu. Ishikawa
tampak tak mengerti karena anak itu tak mengeluarkan suara.
Saat masuk, ada tanda dua jejak
kaki. Penyelidik berpendapat bahwa itu adalah pekerjaan kelompok orang. Yang aneh
adalah jejak itu berakhir di gang ruang masuk (tidak sampai ke pintu). Ditaksirkan
mungkin mereka mengganti sepatu ketika mereka pergi.
Saat berjalan masuk lebih dalam,
di depan kamar ada mayat Tetsuro Sawada.kemudian di dalam kamar ada mayat
istrinya di atas kasur, Miyuki Sawada. Kematian diperkirakan terjadi sekitar
pkl 11 malam. Semua sidik jari korban telah dibersihkan oleh pelaku.
Saat yang lainnya keluar kamar,
Ishikawa berjalan melihat photo di atas meja. Ia melihat photo anak kecil yang
tadi ia lihat di depan rumah. sakit kepalanya kembali kambuh hingga ia oleng. Setelah
mereda, Ia menoleh karena merasakan sesatu.
Ishikawa terkejut karena melihat arwah
tuan Tetsuro dan nyonya Miyuki berdiri di pintu.
“tolong tangkap orang yang
membunh kami,” pinta arwah tuan Tetsuro.
“kami mengandalkanmu,”tambah
arwah nyonya Miyuki.
Arwah tuan Tetsuro dan nyonya
Miyuki berjalan menghampiri Ishikawa yang membuat Ishikawa semakin ketakutan. Sakit
kepalanya kembali lagi hingga ia menunduk menahan sakit, saat ia melihat kea arah
pintu, kedua arwah tadi telah menghilang. Ia kembali terkejut dengn kedatangan
Tachibana yang menanyakan keadaannya. Ia memberitahukan jika ketua menanggilnya.
Ishikawa keluar dari kamar
menemui ketua Ichikura. Ia melihat lambang suatu sekte.
“terlihat seperti sekembalinya
dirim tidak berjalan mudah,”kata ketua Ichikawa serius.
Di ruang otopsi.
Ishikawa dan Tachibana sedang
melihat berjalannya otopsi keluarga Sawada yang dikerjakan oleh Higa. Ishikawa kagum
melihat pekerjaan Higa, karena bekerja dari pagi dan melakukan 3 otopsi tapi
konsentrasinya tidak turun sama sekali. Tachibana ijin keluar untuk menerima
telephone.
Saat ishikawa memandang mayat tuan Tetsuro yang berbaring di
depannya, ia teringat saat arwahnya dan istrinya muncul di depannya. Higa memandangnya
dengan tajam, merasa diperhatikan Ishikawa menjadi canggung.
Tachibana kembali masuk ke ruang
otopsi, ia memberitahukan info terbaru ahwa korban adalah bagian dari grup
religi baru,”God’s Light”. Tapi sang istri ingin keluar dan akhirnya mereka berdebat
dengan beberapa pengikut lain. Belakangan beberapa tetangganya (Sawada)
melihatnya (nyonya Miyuki) berdebat dengan dua orang laki2 di depan pintu
beberapa kali. Itu bisa menjelaskan kenapa dia (nyonya Miyuki) lebih banyak luka
tikaman, Tachibana menyimpulkan.
Setelah otopsi, Higa memberikan
dokumen hasilnya pada Ishikawa dan Tachibana . Ia menjelaskan bahwa akibat
kematian semua korban adalah karena kehilangan darah selama ditikam. Senjatanya
adalah pisa yang sangat tajam. Mungkin adalah sebuah pisau ukir. Semua tikaman
dari hasil mencoba membela diri, pada tangan dan kemiringan goresan ke kiri,
jadi pembnhnya pasti right-handed. Saat
Higa ingin melanjautkan kata2nya, Tachibana menghentikannya, ia akan
membayangkannya sendiri melalui dokumen hasil otopsi. Kemudian ia meninggalkan
ruangan begitu saja, diikuti Ishikawa yang kemudian keluar.
Higa keluar dengan kesal, saat
keluar ia melihat Ishikawa yang sedang menunggunya. Higa hanya berjalan begitu
saja. Ishikawa menanyakan apa yang ingin Higa katakan tadi? Ia ngin tahu, itu
mngkin membantu dengan investigasi. Tolong. Higa menghentikan langkahnya.
Mereka pergi ke ruang mayat.
“apa kau menyadari selama otopsi?”Tanya
Higa.
“semua kuku korban pendek.”
“dan mereka(kuku) sama potongan
juga …”. Higa memperlihatkan kuku korban.
Ishikawa melihatnya,”kulitnya juga
berwarna sedikit di ujung. Ethanol?”
“pembunuhnya mungkin memotong
mereka (kuku) di beberapa kulit pelaku terkena korban, kemudian membasahinya
dengan ethanol.”
“karena itu tidak ada DNA yang
ditemukan.”
“apakah ada sidik jari atau
apapun di TKP?”
“tidak ada. Mereka mlakukan
dengan baik membersihkan setelah kejadian.”
“bagaimana mereka masuk?”
“dari jendela di lantai dua. Mereka
menggunakan atap gudang penyimpanan dan lompat. Terlihat jejak sepatu di sana. Tadi
malam kau telah melihat di depan jendela. Apakah kau sudah menyadarinya?”
“aku mempunyai kecurigaan. Tidak ada
sedikitpun lika di atas tubuh (korban). Tidak mungkin criminal bisa
meninggalkan luka agresif tanpa emosi. Aku bisa merasakan perasaan ini, yang
dibawa dari posisi berdiri. Aku yakin criminal sering lewat sana dan memiliki
dorongan oleh bayang2 mereka. Seperti bayangan dari istri yang cantik, sebagai
contohnya. Aku berfikir mereka pasti melampiaskan kemarahannya pada hari itu. Mungkin
dari iri, amarah, dan kebencian. Kau ada yang ingin dikatakan?”
“tidak, kau hanya sangat berbeda
dari ahli otopsi yang lain yang pernah aku temui.”
“menduga dari lebar dan goresan
pada luka, pembunuhnya mungkin tingginya antara 180 dan 190 cm.
mempertimbangkan metode dan point yang telah didapat dia (pelaku) pasti telah
gila. Serta sangat tak mempunyai persiapan tapi menghilangkan petunjuk sangat
teliti. Itu seperti dia memiliki kepribadian lain atau sesuatu.”
“bisa jadi ada criminal lain. Satu
yang telah membunuh, yang lain bertugas membersihkan.”
“aku tidak berfikir bahwa si
pembunuh bisa memperhitungkan lebih dulu … lukanya paling tidaak memeritahukan itu
pada kita. Apakah kau memiliki pertanyaan lain?”
Suasana menjadi hening. Kemudian Ishikawa
mulai berbicara,”nii tidak ada hubungan dengan kejadian ini …”
“apa?”
“… apakah orang yang pernah
mengalami kecelakaan di kepala, biasa melihat SESUATU?”
“aku tidak bisa memberimu jawaban
yang tepat. Aku harus pasien dan menginvestigasunya untuk memberitahukannya
padamu. Itu mungkin tidak mengakibatkan akibat fisik, tapi bisa mempengaruhi
mental.”
“yeah, itu benar… baiklah lupakan
kita pernah membicarakan ini.” Ishikawa mulai berjalan kearah pintu. Tapi ia
menghentikan jalannya ketika Higa mulai berkata …
“apa yang aku katakan hanya
hipotetis, tapi… jika orang itu terluka di kepala dan memiliki peluru bersarang
di dalamnya, itu mungkin saja. Seperti kekuatan kembali dari perang, orang itu
mungkin akan menderita dari trauma yang besar.”
“… apa mungkin peluru itu bisa
menjadi penyebab ilusi?”
“kalau kita mengeluarkannya kita
tidak akan tahu. Dengan kata lain itu akan menjadi penyebab jika itu menghilang
dan ilusi berhenti. Penelitian medis tentag otak masih di tingkat bawah, pada
saat itu tidak ada orang bisa memerikan jawaban yang tepat tentang fungsi dan
persoalan. Kita bisa membuat hipotesis kesimpulan lebih dulu. Hipotetis peluru
di otakmu. Bisa berefek sebagian normal tidak digunakan lagi, dan kemampuan
baru mungkin menjadi apa yang membuatmu melihat sesuatu. Atau mungkin tidak
disebabkan karenanya juga.”
“tidak ada orang yang tahu. Itu benar
… okey, terima kasih. Tolong jangan …”
“walaupun aku terlihat memiliki licensi
medis, aku akan rahasiakan ini diantara kita.”
“apa aku ini, pasienmu?”
“katakana padaku jika kau
memiliki pertayaan efek samping yang menarik lain. Aku akan memeriksanya
gratis.” Higa berjalan keluar,”pastikan mematikan lampunya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar