Kamis, 25 Juli 2013

Sinopsis Kazoku Game Episode 3 Part 2

PART 2



Ibu dan para tetangga sedang menyiapkan acara ultah Shigeyuki. 





Yoshimoto sedang menyiapkan kamera video untuk merekam jalannya acara. Shinichi turun menatap tajam kearahnya, dengan heran Yoshimoto menatapnya, apa? Shinichi berubah sikap, dia dengan ramah bertanya apa dia menyiapkan video? Dengan tetap menyiapkan kamera video Yoshimoto menjawab bahwa karena ini acara besar di Numata House, tetu saja harus direkam. Yoshimoto melihat jamnya, 10 menit lagi acara akan dimulai. Shigeyuki berkata bahwa dia akan melihat keluar sebentar (menunggu teman2nya). 


Di luar Shigeyuki tampak tersenyum senang.


Salah satu ibu tetangga berbisik ingin berbicara pada ibu. Mereka berbicara berdua, ibu tetangg berkata bahwa dia mendapat SMS aneh, lalu menunjukkan isi SMS tersebut pada ibu di HPnya. Isinya : Kamis malam, suami keluarga Numata, berjalan bergandengan dengan wanita lain.



Ibu menjawab dengan tersenyum bahwa hari itu seorang gadis dari perusahaan suaminya datang ke rumah. ibu tetangga jadi tak enak karena membawa masalah ini saat menunggu pesta ultah, lalu meninggalkan ibu. Setelah ibu tetangga itu pergi senyum ibu menghilang seketika.


Ayah menuruni tangga dengan bergaya Rocker sambil membawa gitar. Para ibu2 tetngga bersorak kagum melihatnya, Yoshimoto merekam ayah dengan video di tangannya. Ayah berterima kasih pada ibu2 tetangga karena telah datang ke pesta anaknya. Shinichi hanya melihat curiga kearah Yoshimoto.

Ayah bertanya dengan heran karena sudah jam 12. Kenapa tidak ada seseorang yang datang? Semua orang juga bingung.


Shigeyuki juga sedang bingung di luar menunggu kedatangan teman2nya yang tak muncul.



Ayah berkata mungkin ada kesalahan waktu, tapi Shinichi menjawab bahwa tulisannya sudah jelas, sambil menunjukkan undngannya pada ayah. Sambil melihat HPnya ayah bertanya di mana Shigeyuki? Shinichi berkata dia ada di luar. Ibu yang melihat ayah memeriksa HPnya tampak curiga.



Di luar Shigeyuki melihat jam di HPnya, jam 1 lebih. Dia menunduk dengan lesu. Teman2nya tak ada yang datang ke pestanya.



Ibu2 tetangga pamit karena sudah lama menunggu, tapi tak ada seorangpun yang datang. Ibu minta maaf karena membuang waktu mereka. Ibu2 tetangga berkata tak masalah akan hal itu.


Tapi saat di luar mereka berkata dengan sinis begitu menyedihkannya, karena tak ada orang yang datang dan karena mereka sudah bekerja keras untuk ikut berpartisipasi.


Tanpa diketahui Shigeyuki mendengarkan perkataan ibu2 tetangga di balik dinding pagar dengan sedih.


Yoshimoto makan dengan santai cemilan untuk pesta. Shinichi menatapnya, mungkin curiga bahwa ini adalah ulahnya.



Ayah mendapat SMS dari Asami, bahwa dia minta maaf tidak bisa datang karena ada pekerjaan mendesak. Ayah hanya menghela nafas kecewa mengetahuinya. Yoshimoto langsung menoleh pada ayah bertanya apa ada masalah? Ayah hanya menjawab bahwa tak ada apa2. Ibu yang mendengarnya menghampiri ayah.


Ibu ingin melihat ponsel ayah. Ayah bingung dengan sikap ibu. Dengan tampak marah ibu bertanya siapa itu? Dengan tetap santai ayah menjawab bahwa itu Asami yang tidak bisa datang. Ibu tak percaya, benarkah? Ayah membenarkan.



Ibu tetap tak percaya, kemudian berusaha mengambil HP di tangan ayah dengan paksa. Tapi ayah tak memberikannya, terjadilah tarik menarik. Ayah membentak ibu agar berhenti (bersikap aneh). Semua di ruangan terkejut mendengar teriakan ayah.


Melihat keadaan yang buruk, Yoshimoto berkata bahwa dia akan melihat Shigeyuki di luar, lalu menarik tangan Shinichi mengajaknya keluar.


Bukannya melihat Shigeyuki, Yoshimoto malah berlari kearah belakang rumah, Shinichi mengikutinya dengan bingung. Yoshimoto menaiki tangga yang mungkin sudah ia persiapkan sebelumnya diikuti Shinichi. 




Mereka masuk ke sebuah kamar yang terdapat monitor yang tersambung ke ruang tamu, tampak ayah dan ibu di layar.

Yoshimoto menjelaskan pada Shinichi sambil menunjukkan undangan yang tertulis ‘kejutan’. Tokoh acara hari ini adalah ayah dan ibu.
Shinichi :”Apa yang kau lakukan?”



Yoshimoto memandang Shinichi, bertanya,”Apa kau benar2 berfikir teman sekelas Shigeyuki akan datang hari ini?”

“Bukankah itu sudah jelas? (mereka akan datang)”

“Mereka tak akan pernah datang.”Yoshimoto tertawa,”Mereka bukan temannya.”

“Lalu, kenapa kau ingin mengadakan pesta ultah?”


Yoshimoto menarik tangan Shinichi duduk di dekatnya, berbisik sambil menatap dengan serius,”untuk proses langkah selanjutnya.”


Yoshimoto meng-SMS Shigeyuki yang masih sedih di luar agar kembali ke rumah untuk beberapa saat.

Di ruang tamu ayah dan ibu saling diam. Kemudian ayah berjalan pergi untuk berganti baju, ayah berkata bahwa ibu bersikap aneh hari ini. 





Sebelum ayah sampai di tangga Yoshimoto memencet HPnya membuat TV di ruang tamu menyala.



Ayah dan ibu melihat video yang terdapat foto2 Shigeyuki ketika masih kecil, iti adalah hasil editan Shinichi kemarin. Shinichi yang juga melihatnya dari dalam kamar bertanya dimana kejutannya? Yoshimoto hanya menyuruhnya diam dan lihat saja.

Saat ayah dan ibu masih terpana melihat foto2 Shigeyuki, tiba2 terdengar rekaman suara ayah dan Asami dari dalam video.
Ayah :”Aku terkejut ketika kau datang ke rumahku.”
Asami :”Aku ingin melihat ketua Numata apapun yang terjadi.”

Ayah tampak terkejut mendengarnya.


Di dalam kamar Shinichi heran dengan siapa ayahnya berbicara. Yoshimoto menjawab singkat, wanita lain. Itu membuat Shinichi terkejut menatap Yoshimoto.


Ayah berusaha mematikan video, tapi ibu menghalangi ayah.

Asami :”Aku akan menunjukkannya padamu, minggu. Saat pesta ultah berakhir. Ayo kita kembali …”

Ayah berusaha melepaskan diri dari pegangan ibu. Dengan marah ibu langsung menapar ayah dengan keras.

Ayah :”Kembali dari sebelumnya?”
Usami :”ahhh, hotel. Love hotel.”

Mendengar kata hotel, ibu langsung terkejut. Ayah hanya bisa diam mematung. Shinichi juga terkejut mendengarnya di kamar.

Ayah :”Oh minggu, mungkin aku akan bernyanyi untukmu. You’re a Funky Monkey Baby, bermain bodoh. Tapi aku merindukanmu, pacarku…”ayah dan Aami tertawa. (Jadi ayah mau menyanyi hanya untuk diperdengrkan pada Asami, bukannya untuk pesta Shigeyuki)


Tak disngka Shigeyuki melihat mereka dari balik pintu.

Ibu bertanya pada ayah,”bukankah itu kau dan Asami-san?”
Ayah berusaha menyangkal, bahwa bukan seperti itu. Dia tidak mempunyai hubungan semacam itu dengan Asami.

Ibu :“Belum … lalu, sesuatu terjadi antara kalian berdua?”

Ayah tetap menyangkal. Ibu dengan suara lemas berkata,”Ada sinar harapan. Itu akan menjadi berbeda hari ini. Pesta ultah ini. Aku akan menjadi keluarga yang selalu aku mimpikan … Tapi itu tidak baik setelah semuanya. Berapa banyak sakit yang kau betuhkan untuk membebaniku hidup bahagia?”


Ibu menghampiri TV,”Coba lihatlah, kau tidak ada di dalam salah satu foto ini. Kau selalu mendorong anak2 padaku.”
Ayah :”mendorong … itu tidak bisa membantu sejak aku sibuk bekerja.”

Ibu meninggikan suaranya,”Bekerja?.. Bekerja!Bekerja! Kata ini yang menghancurkanku. Mereka (Shigeyuki dan Shinichi) sangat imut. Tidak perduli bagaimana menggangguku, dengan sebuah senyum, aku bisa memaafkan mereka. Tapi mereka berkembang/tumbuh, mereka tidak lama mendengar apa yang aku katakan. Aku berfikir cinta seperti kewajiban. Sejak apa anak ini fikirkan sekarang, aku tidak tahu itu semua. Aku tidak berfikir aku ingin tahu.

Shigeyuki dan Shinichi terdiam mendengar pekataan ibunya.
Yoshimoto :”Itu lebih berat daripada yang kupikirkan. Aku berharap jika Shigeyuki baik2 saja.” 



Yoshimoto memperbesar layar di monitornya, tampak Shigeyuki di balik pintu. Shinichi terkejut melihat bahwa Shigeyuki mendengarnya juga.

Kembali ke ruang tamu ...

Ibu :”Aku tidak menyukainya. Jika aku tidak menikah, jika aku tidak mempunyai anak, hidup yng lain akan menungguku. Aku benci diriku untuk tidak berhenti memikirkan hal ini. Aku tidk ingin menjadi istri semacam ini. Aku tidak ingin menjadi ibu semacam ini.” Ibu semakin terisak.
Ayah hanya bisa minta maaf,”Aku tidak tahu apapun tentang ini. Itu salahku. Anak sangat polos ..”
Ibu semakin histeris,”Aku tahu … hari ini … hanya hari ini.”



Yoshimoto tepuk tangan melihat peristiwa tersebut,”Tapi untuk Shigeyuki, ini pasti menjadi ultah yang tidak menyenangkan.”
Shinichi yang marah mendengarnya, mencengkeram baju Yoshimoto,”Hentikan omong kosongmu. Itu semua salahmu. Kau menghancurkan kami …”
Yoshimoto berteriak,menyuruhnya jangan membuat kesimpulan!, dengan santai dia berkata,”Aku hanya mempersiapkan panggung. Semua yang terjadi di sini adalah kenyataan. Itu adalah perasaan sebenarnya mereka.”

Tiba2 Shinichi berdiri, menatap Shinichi,”Kau tidak datang ke sini untuk merayakan dengan Shigeyuki, kan?” Shinichi tampak terkejut menatapnya,”kau hanya berpartisipasi untuk melihat kelemahanku. Dengan kata lain, bagimu, Shigeyuki adalah sesuatu yang tidak berarti.”

Shinichi menyangkalnya,“Kau salah. Tidak, kau salah.”

“Jika begitu, kau tahu di mana Shigeyuki akan pergi pada waktu seperti ini?”


Shinichi terdiam tak bisa menjawab. Dengan cepat Yoshimoto meninju perutnya, membuatnya kesakitan.
Yoshimoto :”Kerabat dan keluarga tahu banyak tentang Shigeyuki (daripada keluarganya sendiri).” Setelah berkata seperti itu, Yoshimoto berjalan pergi meninggalkan Shinichi yang kesakitan.


Shigeyuki berjalan di tengah hujan tanpa semangat, tanpa sengaja dia menabrak salah satu teman sekelasnya. Temannya langsung minta maaf saat melihatnya, dia berkata bahwa dia berfikir akan pergi (ke pesta), tapi Yamao mengatakan padaku untuk tidak pergi. itu benar. Kau bisa menanyakannya sendiri, dia ada di toko (arcade).” (bukannya menolong shigeyuki berdiri, nih anak malah mengawatirkan nasibnya sendiri ...)
Shigeyuki berdiri, lalu berjalan pergi begitu saja. Temannya memohon agar tidak menuliskan hal ini di surat bunuh diri Shigeyuki?


Shigeyuki mendatangi seuah tempat game center, dia melihat Yamao dkk. Yamao berkata pada teman2nya bahwa Shigeyuki benar2 menjengkelkan. Salh satu dri mereka menanggapi bahwa Shigeyuki bisa pergi menulis surat bunuh dirinya sekarang dan mati.
Ada beberapa teman2 sekelas cewek yang menghampiri mereka, untuk mengajak pergi ke karaoke. Mereka berkata mereka tentu saja tak akan pergi ke pesta. Mereka mengatai karena mengadakan pesta di tahun ketiga. Shigeyuki tampak terpukul mendengarnya.

Dengan tertunduk, Shigeyuki keluar dari toko game. Dia berteriak sambil berlari menyongsong hujan yang semakin deras.


Shinichi berjalan keluar dengan payung sambil menghubungi pamannya. Dia bertanya di mana Shigeyuki ketika perasaannya buruk. Di depan dia berpapasan dengan pacarnya yang baru datang, Shinichi berjalan begitu saja tanpa memperdulikan pacarnya. Dia mendapatkan tempat tujuan Shigeyuki, di belakang kuil, sebuah tempat rahasia.


Benar saja Shigeyuki berlari menuju ke belakang kuil.

Saat tiba, dia melihat Yoshimoto duduk di tempat rahasianya. Shigeyuki langsung berlari meninggalkan tempat itu, diikuti Yoshimoto yang mengejarnya.


Yoshimoto berhasil memegang tangannya, Shigeyuki meronta-ronta berusaha melepaskan diri. Hingga akhirnya ia terjatuh ke tanah.
Yoshimoto :”Apa kau pikir mudah untuk mendapatkan teman2?”
“Apa kau pikir keluarga yang telah mendorongmu akan memberimu cinta mereka? Kau tidak mempunyai satu teman pun. Keluargamu telah membuangmu. Ini adalah kenyataanmu.”Yoshimoto melangkah kearah Shigeyuki yang menangis tertelungkup di tanah,“Itu membuat frustasi?”Shigeyuki hanya mengangguk,”Jika seperti itu, kau hanya bebas untuk berubah. Bangunlah.”Karena Shigeyuki tak kunjung bangun, Yoshimoto berteriak,”Berdiri!”

Dengan perlahan, Shigeyuki menguatkan dirinya, berdiri menghadap Yoshimoto dengan wajah dan baju penuh lumpur. Yoshimoto dengan tegas menyuruhnya jangan menangis lagi,”Hari ini, hapus air matamu pergi dengan diam.”

“Tapi …” Shigeyuki tetap terisak.



Yoshimoto dengan cepat memegang bahunya,”Jika air mata keluar lagi besok, pada waktu itu, kita akan menangis bersama. Aku berkata sebelumnya. Aku berkata bahw aku di sampingmu.”

Shigeyuki mengingat saat Yoshimoto berkata bahwa apapun yang terjadi dia akan di sampingnya.


Yoshimoto memeluk Shigeyuki yang masih menangis, sambil menahan tangis dia berkata,”Aku di sini. Aku … akan memuktukan/menjamin (prove) kau bisa berubah.” Yoshimoto semakin mempererat pelukannya, Shigeyuki membalas pelukannya sambil meneteskan air mata.


Yoshimoto berubah ceria, melepaskan pelukannya. Sambil tersenyum dia menatap Shigeyuki dan memegang pundaknya, menyuruhnya jangan menangis lagi. Kemuadian dia tertawa melihat Shigeyuki berusaha menghentikan tangisnya. Lalu mengusap dengan gemas wajah Shigeyui yang penuh lumpur.
Yoshimoto melihat tangan dan bajunya yang kotor. Shigeyuki tertawa melihatnya,”Bukankah itu darimu yang memelukku?” Yoshimoto ikut tertawa dan menyuruhnya diam.

Yoshimoto merangkul Shigeyuki mengajaknya pulang.


Ternyata sedari tadi Shinichi melihat peristiwa tersebut bersama pacarnya dari kejauhan. Shinichi berpendapat Yoshimoto melakukan semua itu hanya untuk mendapatkan kepercayaan Shigeyuki.


Pagi harinya ayah dan ibu bersikap seperti biasa saat waktu sarapan, Shinichi yang melihatnya langsung pamit berangkat sekolah, sedangkan Shigeyuki sudah berangkat lebih awal.

Saat Shinichi sudah keluar rumah, sikap ayah dan ibu beubah. Senyum mereka langsung hilang. Suasana menjadi canggung diantara mereka.


Di sekolah, tampak bangku Shigeyuki yang kosong. Salah satu teman Yamao bertanya padanya, apa tak apa2 tidak pergi ke pesta ultah?. Yamao menenangkannya,”Itu bukan penganiayaan jika bebas berpartisipasi’, itu apa yang home tutor (Yoshimoto) katakan.”(jadi Yoshimoto membebaskan mereka tidak datang ke pesta). Sono-chan tampak bersalah mendengarnya.


Ternyata Shigeyuki berada di tempat persembunyiannya bersama Yoshimoto. Shigeyuki meremas photo2 teman2 sekelasnya satu2 persatu dan mengatainya. Yoshimoto ikut2an dia mengatai dan meremas sebuah photo lalu memasukkannya ke mulut Shigeyuki dengan paksa.


Shinichi masih berusaha mencari tahu tentang Yoshimoto bersama pacarnya. Saat dia mencari di internet tentang si pembunuh Yoshimoto, muncullah judul yang bertuliskan peringatan tentang Yoahimoto Kouya, super tutor yang sebenarnya pembunuh.

Saat Shinichi membuka website itu, terdapat tulisan bahwa ‘Keluargaku sudah dibunuh oleh Yoshimoto Kouya’. Tentu saja Shinichi lngsung terkejut melihatnya.