The second chapter:
The Flavor of Deep-Fried Chicken
Mei sedang berada di karaoke dengan Yamato dan lainnya, ia
hanya makan dan mendengarkan orang2 bernyanyi. Saat Yamato mengajaknya
menyanyi, ia langsung menyingkirkan microfonnya hingga terjatuh. Ia tidak
tenang berada dekat Yamato karena asih memikirkan ciuman mereka.
Saat Mei pulang berjalan sendirian dari
karaoke ia memikirkan kejadian saat ciuman bersama Yamato. Sepertinya ia memikirkannya
sepanjang hari …
Flashback
Setelah Yamato mencium Mei, ia heran melihat wajah Mei yang
memerah,”kau tahu kenapa aku melakukan(ciuman)nya, kan? Aku melakukannya untuk
mengusirnya(stalker)”
“aku tahu!”,teriak Mei lalu memalingkan wajahnya,”aku tahu
….”
“jangan katakan bahwa itu adalah ciuman pertamamu …”Tanya
Yamato, ia lalu meminta maaf.
“tidak apa2, kau tidak perlu meminta maaf!”
“tapi …”
“sudak kukatakan, tidak masalah!”teriak Mei.”sebenarnya, aku
tidak yakin kau mau datang(menolong)”
“kenapa? apakah ada alasan buatku untuk tidak datang? Aku
senang ketika kau menghubungiku. Aku bisa menolongmu. Bukankah kau
membutuhkanku?”
“itu … aku, aku membutuhkanmu saat ini saja!”
Yamato tertawa mendengarnya,”’saat ini’, katamu? Bisakah aku menghubungimu nanti?”karena nomor
Mei ada di daftar panggilan Yamato, jadi ia mempunyai nomor Mei sekarang. Mei
tidak bisa berkata apa2. Kemudian Yamato memberikan setengah dari es cream yang
ia beli kepada Mei.
Flashback end
Yamato mengejar Mei untuk mengajaknya pulang bersama. Saat
Mei akan mebayar setengah harga es cream yang diberikan Yamato.
Yamato
menolaknya karena ia sudah mendapatkan ciuman pertama Mei. Karena malu Mei
langsung melanjutkan jalannya dengan cepat
diikuti Yamato.
Aku tidak
mengerti dirinya. Tapi, aku pikir aku akan mempercayainya.
Esok harinya.
Kurosawa adalah
pria terpopuler di sekolah. Dibandingkan dengannya, aku tidak memiliki teman
dan tidak popular. Tapi …
Saat sampai di sekolah, Mei dihampiri Asami teman dekat
Yamato. Ia yang selalu diejek karena payudaranya yang besar diatas rata2. Tapi,
Asami berusaha mengabaikannya dan selalu ceria. Ia mengajak Mei ke karaoke dan
meberikan hadiah gantungan pasangan dengannya.
Saat mereka di kamar mandi, Asami bertanya apakah Mei
menyukai Yamato? Apakah kalian ciuan? Atau yang lain … dengan tergagap Mei
mengakui bahwa mereka berciuman sekali. Ternyata Asami telah menduganya, ia
juga pernah berciuan dengan Yamato.
Mei dan Asami sedang berada di kafe. Mei memuji Asami yang
bisa kuat dan tidak menangis ataupun marah saat diejek.
“aku tidak sperti itu, dan sebenarnya membuat frustrasi,
tapi ada orang2 yang mengerti diriku dan mau berteman denganku. Laki2 selalu
membicarakan tentang dadanya sejak SMP. Aku benci pergi ke sekolah
karnanya.”Asami menceritakan saat Yamato menolongnya saat diejek oleh anak
laki2 di kelasnya.” Dia (Yamato) selalu meikirkan orang lain, dan mencoba untuk
menolong mereka. Bukankah dia luar biasa? Aku memiliki waktu yang berat hanya
untuk menolong kepercayaan diriku.”
“asami-san, apakah kau menyukai Kurosawa-kun?”
“ya, dan ketika aku mengatakan padanya untuk menciumku, dia
benar2 melakukannya. Tapi, itu adalah yang menyedihkan darinya, dia hanya
mencium gadis2 walaupun dia tidak suka. Aku heran jika mempunyai perasaan untuk
sseorang menghentikanmu dari mencium mereka … ada rumor bahwa dia mencium
setiap cewek imut di sekolah, kecuali
satu orang. Seorang cewek bernama Arai, kelas B. rupanya mereka telah
berpacaran sejak SMP.”
Malam harinya, Mei memikirkan kata2 Asami tentang cewek yang
disukai Yamato.
Ia mendapat telephone dari Yamato untuk mengajaknya karaoke
besok bersama teman dari kelas B. mendengar kelas B, langsung saja Mei
menanyakan apakah Arai-san juga ikut?”aku dengar dia cinta pertamamu!?”
“ya, kenapa?” jawab Yamato santai.
“kabarnya bahwa kau mencium semua cewek di sekolah. Kau
terlihat seperti kau mencium cewek yang kau mau, tapi kau tidak menciumnya
(Arai). Aku heran jika kau sangat baik dengan cewek2 yang serius, dan tidak
hanya bermain-main.”
Yamato tertawa mendengarnya,”mereka yakin apapun yang ingin
mereka katakan. Itu hanya sebuah ciuman, tidak lebih. Jadi bagaiana dngan
besok(karaoke)?”
“aku tidak ikut!” jawab Mei langsung memutuskan telephonnya.
XXX
Esok harinya, Mei mncari tahu cewek yang bernama Arai. Ia
panasaran apakah Yamato masih menyukainya …
Aku tidak
menyukainya. Walaupun dia telah minta maaf saat menciuku, dia melakukannya
tanpa ijinku, tapi dia tidak ingin menciunya (Aria) … aku pikir dia(Arai)
berharga baginya. Dia(Yamato) terlihat sangat seriu mengenai seseorang yang ia
cintai. Maksudnya, semuanya kecuali untuk cewek yang tidak penting baginya.
Saat di kamar mandi, Mei mendngar cewek2 yang
menjelek-jelekkan Asami. Karena mebela Asami, ia mendapatkan tamparan di pipinya.
Saat Yaato bertanya mengenai pipinya yang memerah, ia
berbohong jika ia terpeleset. Yamato tak percaya, dan bertanya siapa yang
melakukannya? Karena Mei menyangkalnya, Yamato tidak bertanya lagi dan eberikan
sisa plester yang didapatnya dari Mei kemudian menempelkannya ke pipi Mei.
“aku spertinya mengerti kenapa kau membawa plester
kemana-mana. Berhati-hatilah, orang akan khawatir jika mereka melihatmu luka
seperti itu.”
“khawatir ….??”
“seperti aku.”jawab Yamato, membuat Mei tersipu.
Saat Asami melihat mereka dan menanyakan tentang pipi Mei.
Yamato mengatakan jika Mei terpeleset agar tidak membuat Asami khawatir.
Waktu pelajaran olah raga dimulai, Nakanishi yang melihat
sekeliling mencari Asami yang tidak hadir. Tidak sengaja ia trkena bola ke
wajahnya.
Ternyata Asami berada di UKS bersama Mei. Keudian datang
cewek2 yang memukul Mei dan kembali mengejek Asami. Nakanishi yang berjalan ke
UKS karena terkena bola, tak sengaja mendengarkan perkataan mereka.
Asami akhirnya tahu jika luka Mei adalah karena membelanya.
Nakanishi masuk,”Hey, jangan menghinanya hanya karena kau
berdada rata! Mempunyai dada besar lebih baik daripada tidak punya. Ereka
adalah suber mimpi dan romantisme. Ada orang yang mengatakan, mereka sepurna
ketika pas saat didalam telapak tangan. Tapi, aku suka yang besar, jadi
sebenarnya, ukuran tidak penting …. Jika mereka bersama Asamichi!” Nakanishi
mengatakannya dengan menggebu-gebu, kemudian hidungnya tiba2 mimisan.
Perkataan Nakanishi dianggap ikut menjelek-jelekkan Asami. Mei
melihat Asami biasa tidak perduli tampak terluka.
Karena menahan tangis, Asami
berlari pergi. mei dan Nakanishi berusaha mengejarnya.
Nakanishi tampak bersalah telah membuat Asami menangis, dan
hidungnya berdarah bukan karena memikirkan hal erotis. Tapi ia memang benar2
menyukai Asami. Ia tidak bermaksud menyakiti perasaannya.
Mei yang mendengar keluhan Nakanishi berkomentar,”orang
tidak suka orang laing membicarakan tentang mereka.”
“kenapa? bukankah dia suka memiliki dada yang besar?”
“hanya kau yang berfikir begitu. Kau hanya melihatnya
seperti yang kau inginkan dan berakhir mengganggunya. Dia tidak pernah marah.
Tap, saat ini dia memperlihatkan emosinya. Mungkin, kau adalah seseorang yang
dia peduli ….”
Nakanishi tersipu mendegarnya,”Tachibana, apa yang harus aku
lakukan?”
“berbaik hatilah, mungkin.”
Nakanishi berlari ke ruang kelas menemui Asami. Ia meminta
maaf karena telah mebuat Asami malu. “Tachibana juga marah padanya. Aku bodoh dab tidak keren
seperti Yamato. Tapi, aku masih memikirkanmu lebih dari orang lain. Aku
menyukaimu. Itu … aku suka dada besar, tapi itu bukan alasan. Aku suka
bagaimana kau tersenyum, bagaimana kau bersinar ketika kau senang. Bagaimana
kau bersikap, suaramu … aku merasa senang setiap saat aku melihatmu. Aku suka
semuanya tentangmu, lebih dari orang lain.”
XXX
saat waktu pulang sekolah, Yamato pergi ke kelas Mei untuk
mencarinya dan Nakanishi. Terlihat jika Yamato sedih karena Mei tidak ada.
Mei sedang berada di rumahnya, ia tidak focus dalam
pekerjaannya karena memikirkan Yamato.
Ia mendapatkan SMS dari Asami yang memberitahukan bahwa ia
berpacaran dengan Nakanishi … dan mengatakan jika Nakanishi berterima kasih
pada Mei.
XXX
Yamato keluar dari gedung karaoke, ia terlihat tak menikmati
saat karaoke. Kemudian ia tersenyum melihat Mei mengintipnya dari balik tembok.
Ia menghampiri Mei dan mengatainya stalker.
“aku bukan stalker”, bantah Mei,”aku hanya jalan2. Apakah
kau sendirian?”Yamato mengiyakan,”aku mengerti, aku pikir kau bersamanya
(Arai)”
“kenapa jika aku bersamanya?”
Mei jadi gugup,”bu, bukan apa2. Aku harus pulang sekarang!”
“kau terlihat sangat bernafsu!” kata Yamato yang semakin
mendekat kearah Mei. Tiba2 ia memegang tangan Mei dan menciunya.
Mei marah dan mendorongnya menjauh,”lagi, kenapa kau
menciumku saat ini? Katakana sebenarnya!”
“aku hanya merasa menyukainya.” Kata Yamato santai sambil
tersenyum.
Tentu saja Mei semakin marah, ia mulai menangis,”jadi, kau
akan mecium siapapun? Ada cewek yang akan sakit karenanya. Sebuah ciuman tanpa perasaan
… tidak membuatku senang! Kau bodoh!!”
Yamato menciumnya lagi,” ini ciuman sambutan [kiss] ini
karena kau imut [kiss].”
“apa? Apa maksudmu?”
“[kiss] ini karena aku perhatian tentangmu. [long kiss] dan
ciuman ini untukmu. Apakah kau merasa perbedaannya? Mei, apakah kau
menyukaiku?” tanya Yamato serius.
Menanyakan hal
itu tiba2 ….
“aku akan benar2 menciummu[real kiss] jika kau tidak meberiku jawaban.”
aku bahagia
ketika kau menyadariku dan mulai berbicara padaku.
“Hatiku sakit ketika aku memikirkanmu.”
“bukankah itu berarti, kau menyukaiku?”
Dan, dia
menciumku yang sebenarnya [real kiss]…. Aku tidak terlalu peduli, sejak itu
good seperti deep-fried chicken
Mei: kiss, kiss …
Marsmellon: huh, tikus besar?
Mei: a kiss to greet,
a real kiss,,, I never knew that so many types of kisses existed.
Marsmellon mondar-mandir di belangan Mei: sangat banyak tikus besar!
Mei: But its important
to express true feelings with them. I want to treasure these feelings.