Letter 2
Love Letter in the Library
Narasi Ririko: Terkadang aku berfikir, kenapa aku di sini?
Bukannya aku benci sekolah atau temanku …
Tapi …
Di sini (library) di mana aku merasa nyaman …
Di mana aku bisa menjadi diriku sendiri …
Di dalam duniaku …
Ririko bertugas menjaga Librarysepulang sekolah, setelah ia merapikan buku2 ke rak, ia menemukan amplop yang diselipkan di dalam sebuah buku yang terakhir ia baca kemarin yang tiba2 ada di atas meja penjaga. Ternyata itu ditujukan kepadanya…
Kepada Takase Ririko
Aku membaca buku itu.
Aku melihatmu membacanya.
Ketika membaca sebuah buku di Library,
kecantikanmu tak ada tandinganya dan berlimpah sepenuhnya.
Tapi, itu kenapa aku ingin menemukan duniamu.
Itu adalah rahasiaku.
Aku telah dilihat, siapakah itu?
XXX
Keesokan harinya saat masuk ke kelas, cowok yang seharusnya bertugas menjaga Library bersama Ririko, Emoto, meminta maaf karena kemarin tidak menemaninya bertugas dan berniat ikut bertugas hari ini. Tapi, Ririko langsung menolak karena ia merasa menyenangkan bekerja sendiri. Terlihat bahwa Emoto merasa tersinggung sambil berjalan meinggakan kelas. Ssedangkan Ririko langsung duduk ke bangkunya.
Aku tidak ingin orang lain, masuk ke duniaku …
XXX
Saat Ririko masuk ke Library, ia menemukan kembali surat di dalam buku lagi …
Kepada Takase Ririko
Sebenarnya, aku melihatmu membaca suratku.
Aku tidak memiliki keberanian untuk menyebutkan namaku.
Jadi aku hanya melihatmu membaca surat yang aku tulis.
Itu sangat alami dan bijaksana, kan?
Ririko terenyum membaca surat terebut. Teryata di dalam amplop surat ada mainan katak berwarna pink.
XXX
Malam harinya, di kamar Ririko menulis surat balasannnya.
Kepada seseorang yang mengirimku surat
Apa makna di balik katak pink itu?
Juga, apakah kau memiliki buku untuk direkomendasikan?
XXX
Pagi harinya sebelum masuk kelas, Ririko pergi ke Library untuk menyelipkan surat balasannya di antara buku yang ditaruh di meja pengawas, seperti yang biasa dilakukan orang yang mengiriminya surat.
Apakah ia akan membalasnya?
XXX
Saat pulang sekolah, Ririko terlihat khawatir apakah suratnya dibaca …
Masuk ke Library, senyumnya mengembang karena ada surat balasan untuknya.
Kepada Takase Ririko
Itu (katak pink) adalah gambaran yang aku dapat dari buku itu.
Aku menuangkan kesanku dari buku ini dengan surat.
Seperti “paper filter”.
Ketika aku membaca buku yang kau baca.
Aku merasa seperti kita menyaring pikirang yang sama.
Apakah aku … benar2 telah masuk ke duniamu?
Aku tidak membaca banyak buku,
Tapi, aku menyarankan “Bokkochan”.
XXX
Ririko menulis surat balasannya lagi …
Kepada seseorang yang mengirimiku surat
Itu adalah buku fiksi pertamaku, tapi itu menarik.
Aku merasa seperti, aku mulai tahu duniamu.
Aku akan menuangkan kesanku dari buku
Ngomomg2, itu adalah seekor ngengat.
XXX
Kepada Takase Ririko
Itu bukan kupu2 tapi ngengat.
Aku berfikir itu sangat mirip sepertimu.
Seperti biasa Ririko membaca buku di dekat jendela, ia bertaya-tanya di mana si pengirim surat melihatnya …
Kepada Takase Ririko
Tolong sarankan buku juga untukku
Hari ini, bersama dengan surat ini …
Itu bukan gambaranku dari buku, tapi gambaranku tentangmu …
Ririko mendapat cincin (?) bersama surat yang dikirimkan padanya, Emoto mengomentarinya saat Ririko memakainya di dalam kelas,”jadi kau gadis seperti itu. Meskipun kau “Serious Librarian”.
Tak seorangpu dapat mengotori… duniaku …
XXX
Kepada orang yang mengirimiku surat
Aku ingin bertemu denganmu
Sepulang sekolah hari ini …
Aku akan menunggu di Library.
XXX
Sepulang sekolah, Ririko berjalan dengan perasaan was-was. Saat masuk ke dalam Library, tak sengaja ia melihat Emoto saat menyelipkan surat ke dalam buku. Karena ketahuan Emoto tidak jadi memasukkan suratnya. Ririko dengan bertanya dengan suara lantang ada kekecewaan di dalamnya,”apakah itu kau (yg mengirimya surat)? Kenapa? Permainan apa yang kau mainkan? Membuat taruhan dengan Yamada and the gank? Aku tidak percaya itu darimu …”
“apakah kau sangat membenciku?” taya Emoto kesal sambil mencengkeram lengan Ririko dengan mata berkaca-kaca. Ririko meminta melepaskanny, dengan cepat Emoto berlari keluar Library. Sedangkan Ririko menangis mengetahui kenyataan orang yang selalu megiriminya surat ternyata orang yang ia benci.
XXX
Keeokan harinya …
Aku kembali ke diriku sebelumnya, sebelum aku menerima surat-surat.
Ini adalah duniaku. Diriku sedirian.
XXX
Saat Ririko mengira Emoto berhenti mengiriminya surat, ternyata ia menemukan buku di meja penjaga lagi yang di dalamnya terdapat surat. ragu2 ia membukanya ...
Aku minta maaf tentang apa yang telah terjadi.
Aku ingin mengirim surat untuk mengatakan bahwa aku tidak bisa menemuimu.
Sejak aku melihatmu membaca hari itu di Library.
Aku ingi mengirimimu surat.
Jika itu hanya surat, kau tidak akan tahu itu aku.
Aku fikir aku bisa mejadi baik melalui surat.
Aku senang bahwa kau membaca surat2ku.
Dan mendapat balasan untuknya.
Aku adalah orang yang menulis surat ini.
Ketika bagian diriku ingin kau tahu bahwa aku orang yag menulis surat …
Aku benar2 tidak ingin kau tahu itu adalah aku.
Tapi … kau membenciku.
Aku memang bodoh berfikir aku bisa dekat denganmu meskipun dengan surat.
Setelah membacanya Eriko buru2 berlari keluar mencari Emoto. Ia menemukannya di ruang kelas saat Emoto mengemasi barang2nya bersiap-siap pulang. Saat emoto berjalan keluar, Ririko melemparnya dengan penghapus papan untuk meghentikannya. Tentu saja Emoto marah karena bajunya jadi kotor tapi saat melihat Ririko menangis ia jadi bingung. Kenapa kau menangis?
“kenapa? Kenapa? Walaupun kau menyukaiku. Walaupun kau mengirimiku surat. Setelah semua itu, kenapa? Penggaggu!” teriak Ririko.
“aku lebih mengganggu!”
“aku membencimu!”
“Aku tahu itu …”
“tapi … tapi aku bersyukur. Surat2mu membuatku senang.”
Emoto mendekati Ririko yang jongkok sambil tertunduk sambil memperlihatkan sebuah buku,”bacalah ini . tapi itu adalah sains fiksi.” Ririko tersenyum mengangguk, kemudian menerima buku tersebut.
XXX
Keesoka harinya sepulang sekolah seperti biasa Ririko bekerja menunggu Library. Saat masuk ke dalam ia tersenyum melihat Emoto sudah menunggunya sambil membaca buku.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar