Sabtu, 24 Agustus 2013

[Sinopsis K-Drama] Who Are You? Episode 7


EPISODE 7



Shi On ikut bersedih mengingat bahwa hantu yang ada di depannya adalah orang yang meninggal saat kejadian 6 thn yang lalu.


Kemudian Shi On menemui pimpinannya saat di kepolisian. Dia meminta agar bisa melihat file peristiwa Incheon, 6 thn yang lalu. Tapi pimpinan berkata ahwa tanpa persetujuan jaksa itu tidak mungkin. Shi On menunduk bahwa ia tahu itu, paing tidak pimpinannya mengatakan padanya siapa yang meninggal selama peristiwa itu. Karena kasus itu telah mengambil 6 thn hidupnya. Tidak mengingat apapun tentangnya adalah frustasi. Pimpinan menghela nafas mendengarnya, meskipun begitu itu diluar kuasanya. Shi On minta maaf.

Saat Shi On keluar dari kantor pimpinan, ia mengingat saat sebelum melihat hantu ia memegang barang2 milik para hantu tersebut. seperti baju olah raga Oh Reum, koper isi tangan tunangan jaksa Park, dan tape recorder ayah Gun Woo …


Shi On melihat tangannya.


Kemudian Shi On memegang barang2 yang ada di ruang penyimpanan, mungkin ia bisa menemukan sesuatu pada peristiwa 6 thn lalu. Tapi sayangnya Shi On melewatkan tentang kotak misterius yang membuatnya sakit kepala. Ia tak memegangnya dan berlalu begitu saja. Kemudian Shi On menelephone Seong Chan, meminta daftar barang yang ditemukan di Incheon atau yang berhubungan pada dermaga.


Saat Shi On membuka-buka buku catatan, ia menemukan nama Kang Woo Cheol tinggal di rumah Jo Hyeon Tak. Kemudian Shi On bergegas pergi.


Shi On pergi ke tempat Jo Hyeon Tak, ternyata ia pernah ke sana untuk mencari Kang Woo Cheol sebelumnya.

Paman Hyeon Tak tak mengerti kenapa Shi On sangat ingin menemukan Kang Woo Cheol. Shi On menjelaskan bahwa ada yang ingin ia tanyakan mengenai peristiwa yang terjadi 6 thn lalu. Kang Woo Cheol adalah orang pertama yang tiba di tempat kejadian hari itu.


Di tempat lain. Hee Bin terlihat takjub mengetahui bahwa ada hantu bisa berbicara. Itu adalah hantu Hyung Joon. Ia meminta Hee Bin memberikan nomor plat mobil (penculik Shi On di gunung) pada Shi On.
Hee Bin dalam hati :”Ramalan tahun ini mengatakan tamu special akan datang … seorang hantu benar2 duduk di depanku. 


Hyung Joon tersenyum, sepertinya ia bisa mendengar suara hati Hee Bin. Kemudian Hee Bin bertanya kenapa ia harus melakukannya?


Raut wajah Hyung Joon berubah serius,”Orang yang hanya bisa mendengarku … adalah kau.

Hee Bin :”Bagaimanapun, Oppa tampan. Aku hanya keluar dengan orang yang hidup. Itu bagaimana usahaku bekerja.”

Dengan tegas Hyung Joon meminta agar mengirimkannya pada polisi Yang Shi On.


Hee Bin bertopang dagu,”ada keseimbangan antara dunia kehidupan dan kematian … aku tak harus mengacaukannya tanpa alasan yang bagus. Bagiku untuk mengirimkan informasi yang penting, ada harga untuk bayaran. Oppa apa yang akan kau lakukan untukku?” Hyung Joon hanya tersenyum.


Seong Chan tampak murung, saat akan keluar ia memanggil Gun Woo,”Detective Cha … apakah kau percaya makhluk yang tidak bisa kau lihat?” Gun Woo tak mengerti maksud Seong Chan, Seong menjelaskan,”Hanya pikirlah mereka nyata … jika seorang gadis bisa berkomunikasi dengan mereka …” melihat Gun Woo tampak tak mengerti, Seong Chan menyuruhnya melukapakannya, kemudian Seong Chan keluar.

Gun Woo bingung dengan sikap Seong Chan,”Apakah ketua tim Yang mengatakan padanya? Bagaimana ia tahu?” gun Woo mengira yang dimaksud Seong Chan adalah Shi On, padahal Hee Bin.


Kembali ke tempat paman Hyeon Tak. 
Paman Hyeon Tak :”Jadi kau ingin menemukan ingatanmu yang hilang?” Shi On mengiyakan,”Tapi … itu akan sulit untuk bertemu Woo Cheol. Di tidak akan datang walau untuk pemakaman seorang yang benar2 teman akrab. Kemudian Shi On memberikan kartu namanya. Apabila mendengar tentangnya agar menghubunginya. Lalu ia pamit.



Saat Shi On sudah pergi. paman Hyeon Tak memanggil Woo Cheol. Dengan tergopoh-gopoh sambil terbatuk paman Woo Cheol keluar dari dalam. Ternyata paman Woo Cheol ada di rumah, sepertinya ia sedang sakit.


Paman Hyeon Tak dan Woo Cheol minum bersama. Paman Heon Tak bertanya,”Kenapa seorang detective muda tetap mencarimu?”

Paman Woo Cheol meminum minumannya, kemudian menjawab.”Jika aku bisa mengatakan padamu, aku tidak akan hidup bersembunyi seperti jika aku seorang pria meninggal (paman Hyon Tak tampak terkejut). Maafkan aku untuk mengatakan ini, tapi tolong anggap kau tidak tahu. Kau lihat, ini yang terbaik untuk semua orang.”


Hee Bin dan Hyung Joon berjalan menuju kantor Shi On.
Hee Bin,”Jadi, jika kau hantu jika di dunia ini atau dunia itu, tidak ada yang bebas. Oppa, kau sangat beruntung. Aku tidak harus mengatakanmu ini, tapi aku sebenarnya tahu Yang Shi On unni.”

Kemudian Hee Bin melihat Shi On, saat menoleh ternyata Hyung Joon sudah menghilang. Shi On mengira Hee Bin datang untuk bertemu Seong Chan (kok Shi On tahu Hee Bin kenal Seong Chan yah?). Hee Bin menyangkal, ia datang untuk bertemu Shi On. Hee Bin memaksa Shi On masuk ke kantor.



Ternyata Hyung Joon melihat mereka dari jauh.


Seong Chan terlihat tak bersemangat. Gun Woo yang baru masuk hanya melihat Seong Chan di dalam kantor, saat melihat Seong Chan yang tak bersemangat ia mengajaknya keluar.


Mereka duduk di taman, Gun Woo menanyakan soal tadi pagi, seorang wanita yang bisa melihat roh? (Seong Chan menghela nafas, membenarkan) Bagaimana kau tahu?
Seong Chan :”Aku … ada seorang gadis yang aku temui di club. Dia benar2 seorang wanita yang termasuk tipe idealku.”

Setelah mendengar penjelasan Seong Chan, Gun Woo terkejut,”seorang shaman?” Seong Chan langsung meralat,”seorang ahli keberuntungan.” Gun Woo tersenyum, ia berfikir Seong Chan tahu tentang Shi On.


Gun Woo :”Hey, pesolek. Siapa yang peduli apapun dia? (Gun Woo memegang bahu Seong Chan) Jangan menilai sebuah buku dari sampulnya. Kau tidak tahu semacam apa keadaannya. Aku pergi.”
Setelah Gun Woo pergi, Seong Chan tersenyum.



Hee Bin mengajak Shi On ke cafĂ©. Hee Bin menyerahkan kertas yang bertuliskan plat nomor (yang dikasih Hyung Joon), meminta agar Shi On mencari pemiliknya. Hee Bin beralasan jika orang tersebut menabarak di depan rumahnya lalu melarikan diri. Shi On memintanya ke polisi setempat bukan di departementnya (Lost and Found Center). Hee Bin terbata-bata menjawab bahwa itu akan membuatnya membayar. 

Shi On tetap tidak bisa, saat Shi On hendak pergi Hee Bin menahan tangannya. Ia berkata bahwa di papan pengumuman jika ada yang menemukan pemilik mobol akan diberi uang, Hee Bin berkata bahwa ia membutuhkan uang itu. Kemudian memberikan kertas plat nomor ke tangan Shi On, setelah itu ia buru2 pergi meninggalakan Shi On yang bingung melihatnya.



Gun Woo mendapatkan rekaman CCTV di area dekat workshop dari temannya.



Paman Woo Cheol batuk darah. Mengetahui keadaannya semakin parah, ia buru2 mencari tasnya. Di dalamnya ada tanda pengenal Hyung Joon.


Sambil membawa tasnya, paman Woo Cheol pamit kepada paman Hyeon Tak. Ia berencana menemui Shi On. Karena ia berfikir hidupnya tak lama lagi. Ia ingin merasa bebas (tanpa beban). Jadi ia ingin memberitahukan semuanya pada Shi On. Apa yang ia lihat malam itu … dan semua yang ia tahu.


Paman Woo Cheol menghubungi Shi On ingin bertemu. Gun Woo dan Shi On pergi bersama.


Saat Shi On sampai ke tempat janjian, ia melihat paman Woo Cheol di seberang jalan. Paman Wo Cheol yang melihat lampu jalan berwarna hijau, berjalan hendak menyeberang. Shi On juga berjalan kea rah paman Woo Cheol.



Tiba2 ada mobil yang melaju kencang kearah mereka. Ternyata iu adalah si pria mistrius. 

Gun Wo yang melihatnya, langsung berlari ke jalan. Tapi ia hanya dapat menyelamatkan Shi On. Sedangkan paman Woo Cheol berhasil ditabrak.





Gun Woo langsung menghubungi polisi, ia melihat plat mobil si penabrak. Sedangkan Shi On bergegas menghampiri paman Woo Cheol.



Paman Woo Cheol dibawa ke RS. Shi On tampak bersalah.


Gun Woo mengantar Shi On pulang. Ia bertanya siapa orang itu (Kang Woo Cheol)? Shi On menjawab bahwa pada kejadian 6 thn lalu, dia adalah yang petugas polisi yang pertama yang tiba di sana. Gun Woo terlihat marah karena Shi On menyelidikinya sendirian. Apa ia tak merasa takut?



Shi On akan menjawab, tapi ia berkata ada darah di wajah Gun Woo. Gun Woo terkejut saat mengetahuimya.

Shi On mengobati luka Gun Woo di rumahnya. Gun Woo teriak2 seperti anak kecil. Shi On memarahinya. Gun Woo berkata itu tidak sakit ketika ia tak mengetahuinya, tapi sekarang ia tahu ia sakit, itu sakit. Shi On berteriak menyuruh Gun Woo diam.


Belum sampai Shi On menaruh plester, Gun Woo sudah teriak2. Hingga Shi On menjewer telinga Gun Woo.



Shi On semakin mendekatkan tubuhnya karena Gun Woo mundur. Saat melihat wajah Shi On semaki dekat Gun Woo tampak terpesona. Shi On yang melihat tatapan Gun Woo menempelkan plester dengan keras ke dahi Gun Woo. Gun Woo jadi canggung.

Gun Woo berkata bahwa rumah Shi On sangat kuno. Shi On menjelaskan bahwa, itu karena tak berubah selama 6thn (saat ia koma). Dan juga agar bisa membantunya mengingat masa lalu.




Saat suster yang memeriksa paman Woo Cheol keluar, ada seseorang yang masuk secara diam2. Orang itu melepas alat bantu pernafasan paman Wo Cheol. Karena susah bernafas, paman Woo Cheol tersadar ia melihat orang yang berusaha membnuhnya adalah si pria misterius. Karena melihat paman Woo Cheol tersadar pria itu membekap mulut paman Woo Cheol hingga meninggal. Setlah itu mengembalikan alat bantu pernafasannya kembali.



Shi On sangat sedih atas meninggalnya paman Woo Cheol. Gun Woo hanya bisa melihat kearah Shi On.



Shi On kembali ke kantor. Ia ke tempat pembakaran barang2 yang tak dibutuhkan. Gun Woo berusaha menenangkannya. Shi On menyruhnya melepaskannya, ia merasa bersalah karena seseorang meninggal karenanya.


Gun Woo mengulurkan tangannya ingin memegang Shi On, tapi dia urungkan.


Shi On membakar catatan mengenai paman Woo Cheol sambil menangis.

Saat Shi On dan Gun Woo masuk ke kantor, Seong Chan memberitahukan pada Shi On bahwa ada seseorang yang menyuhnya memberikan sesuatu padanya. Ia menaruhnya di meja. Seung Ha yang menerimanya tapi ia ada di ruang penyimpanan. Setelah menyampaikan hal itu Seong Chan berjalan keluar.



Shi On melihat amplop di mejanya, belum sempat ia mengambil isinya. Gun Woo mememanggilnya, ia mlihat plat nomor yang diberikan Hee Bin pada Shi On di meja. Itu adalah plat mobil si penabrak kemarin dan juga Gun Woo menemukan mobil yang melinatas di dekat area Workshop, palt mobilnya sama. Tentu saja Shi On terkejut mengetahuinya. Ia langsing buru2 keluar. Ketika Gun Woo ingin ikut, Shi On melarangnya. Mungkin ia tak ingin terjadi hal buruk pada Gun Woo, jadi ia ingin menyelidikinya sendiri.


Ternyata Shi On pegi ke tempat Heee Bin. Dengan marah ia bertanya diamana He Bin melihat mobil itu? Apakah kau yakin seorang Hit and Run? Hee Bin tergagap, ia tak mungkin berbohong pada polisi. Shi On berkata jika mobil itu muncul lagi, Hee Bin harus menelephonenya.

Setelah Shi On pergi, Hyung Joon langsung muncul di hadapan Hee Bin. Dengan marah Hee Bin bertanya apa yang special mengenai mobil itu hingga Shi On seperti itu (marah)? Hyung Joon diam saja. Hee Bin curiga apa Hyung Joo tahu hal ini akan terjadi? Apa hubunganmu dengan Yang Shi On Unni? Apakah kau mempunyai semacam dendam padanya?



Hyung Joon menjawab sambil menunduk bahwa Shi On adalah wanita yang ia cintai. Hee Bin terkejut mendengarnya.


Gun Woo menemui ketua Choi lagi, ia memberitahukan soal mobil dan kematian Kang Woo Chul.


Setelah Gun Woo pergi, ketua Choi menelungkupkan kepalanya ke meja.


Shi On kembali ke rumah. Tapi ketika akan membuka kunci pagar, ternyata pagarnya terbuka. Itu membuat Shi On menjadi waspada. Ia pelan2 masuk. Saat ia ingin masuk rumah, pintunya juga terbuka. Ia melihat sekeliling, kemudian mengambil sapu didekatnya.



Sambil mengayunkan-ayunkan sapu di tangan, Shi On masuk ke dalam rumah. Gun Woo langsung berteriak saat Shi On memukulnya. Ternyata Gun Woo ke sana untuk memasang CCTV di dalam rumah. Shi On berterima kasih karena mengkhawatirkannya, tapi ini adalah urusannya. Shi On akan mengatasi masalahnya sendiri.
Gun Woo :”Ketua tim.kau hampir mati dua kali. Di dalam hutan, jalan, jika aku tidak di sana …”
Shi On langsung memotong perkataan Gun Woo,”Aku tahu. Aku enar2 berterima kasih untuk itu.”

“B***n yang menargetkanmu tidak hanya mengancammu, mereka mencoba membunuhmu.”

“Aku juga tahu itu. Kang Woo Cheol sunbaenim meninggal karena aku. Ini adalah masalahku. Aku idak ingin kau dalam bahaya karena aku. Aku pergi untuk menolak itu.”

Saat Shi On berjalan akan masuk ke kamar, Gun Woo memanggilnya,”Ketua Tim. Aku menolak untuk mati juga. Itu hanya CCTV, sepertinya mereka hanya punya satu di toko setempat. Hanya awasi setiap malam ketika kau pulang. Dan jika ada sesuatu yang aneh, kemudian cek monitor. Aku pergi.” Shi On hanya diam melihat kpergian Gun Woo.



Saat di luar, Gun Woo menggerutu karena Shi On tak mengatakan terima kasih. Ternyata Shi On melihat kepergian Gun Woo melalui CCTV yang terhubung di laptopya. Ia mengingat saat Gun Woo menolongnya di hutan dan saat akan ditabrak mobil.


Kutua Choi membaca berkas kasus Incheon 6thn lalu di komputernya. Tiba2 layarnya error.


Ternyata Hyung Joon datang ke kantor ketua Choi. Ia berdiri di belakang ketua Choi.



Hyung Joon muncul di tempat Hee Bin, membuat Hee Bin terkejut melihatnya. Kemudian ada ibu2 yang masuk dengan memakai kaca mata. Hee Bin berkata dengan heran kenapa memakai kaca mata pagi2. Hyung Joon menyahut bahwa ibu itu dipukul suaminya.

Hee Bin yang mengerti langsung berakting,”Bibi, tipe pria yang paling buruk adalah salah satunya menggunakan tinjunya untuk melawan wanita.”

Si ibu langsung membuka kaca matanya, berkata degan sedih,”Aku … benar2, karena orang itu …”



Hee Bin melihat kearah Hyung Joon karena tak mengerti, tanpa melihat Hee Bin Hyung Joon berkata bahwa ibu itu mendapatkan seorang penipu.
Hee Bin :”Bibi, kenapa kau hidup dengan laki2 yang menggunakan kekuatannya dimanapun juga. Seorang pria yang menggunakan kekuatannya pada wanita yang berbeda. Dan kemudian menampar istrinya dengan kekuatan extra. Apa yang bia anak2 pelajari dari hal itu?”


Hyung Joon tersenyum melihat kearah Hee Bin.

Hee Bin terlihat senang karena mendapatkan banyak uang dari ibu tadi, berkata pada Hyung Joon”Apakah kau pikir aku akan mendengarkanmu dengan mudah karena kau melakukan ini?”Hyung Joon diam saja,”Oppa ya, walaupun kau mencintai wanita itu, oppa nen sudah mati.”


Hyung Joon :”Apakah kau pikir aku datang untuk mempunyai cinta terlarang?”

Di kantor Shi On tampak termenung. Kemudian ia ingat dengan amplop kemarin. Saat ia mengeluarkan isinya, ternyata ada sebuah catatan. Bunyinya :”Ini adalah sesuatu yang Kang Woo Cheol punya. Sepertinya aku harus memberikannya padamu.”


Ternyata itu adalah tanda pengenal Hyung Joon. Shi On baru tahu jika Hyung Joon adalah seorang detective.
Suara hati Shi On :”Detective Lee Hyung Joon. Meninggal 6thn lalu setelah tertembak di sebuah kapal. Aku tidak punya akses untuk file, atau bisa mendapat informasi dari backgroundnya … aku tidak bisa menemukan barang apa yang berhubungan dengannya. Detective … (Shi On melihat tanda pengenal Hyung Joon) Kenapa seorang detective pergi ke sana malam itu?”

Shi On menyimpulkan,”penyergapan. Penyergapan …”

Sambil berjalan keluar kantornya Shi On mengingat perkataan detective padanya,”Pada malam 21 Juli 2007, dua detective menerima misi rahasia sebuah penyergapan, tapi satu tubuh ditemukan tertembak.”



Shi On masuk ke ruang dokumen. Ternyata di sana sudah ada ketua Choi.

Ketua Choi melihat sebuah dokumen. Di sana tertulis namanya dan Hyung Joon. Jadi rekan Hyung Joon saat itu adalah ketua Choi. Kemudian ketua Choi mengambil keras yang tertera namanya dan Hyung Joon.




Saat mencari-cari dokumen, Shi On dikejutkan dengan kehadiran Hyung Joon. Shi On berjalan mundur, karena Hyung Joon melangkah maju ke arahnya. Hyung Joon menggiring Shi On menghindari ketua Choi, kemudian berusaha menutupi Shi On agar tak diketahui ketua Choi.


Dengan isyarat tangannya, Hyung Joon menyuruh Shi On diam. Ketua Choi merasa ada orang lain selain dirinya, ia menutup lagi pintunya, tak jadi keluar. Dengan pelan2 ia melihat-lihat ruang berkas. 



Hyung Joon mendengar lngkah kaki ketua Choi yang semakin medekat kea rah mereka berusaha menutupi Shi On dengan tubuhnya. (emang bisa ya hantu menutupi manusia, bukannya hantu transparan)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar